GEN LETAL
A.
Pengertian Gen Letal
Gen letal (gen kematian) adalah gen yang dalam
keadaan homozigotik atau homozigot menyebabkan matinya individu. Berhubungan
dengan itu hadirnya gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan
fenotip dalam keturunan menyimpang dari hukum Mendel.
B.
Macam-macam Gen Letal
1.
Gen Dominan Letal
Gen
dominan letal, ialah gen dominan yang bila homozigotik akan menyebabkan
individu mati. Beberapa contoh:
a.
Ayam “Creeper”
Pada
ayam ras dikenal:
C = gen untuk ayam
Creeper (tubuh normal, tetapi kaki pendek)
c = gen untuk ayam normal
Gen
dominan C bila homozigotik CC berakibat letal, sehingga perkawinan 2 ekor ayam
Creeper akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 Creeper : 1 Normal
Contoh:
P ♀ Cc x ♂ Cc
Creeper Creeper
F1 CC = Letal
Cc = Creeper
Cc = Creeper
cc = Normal
b.
Tikus kuning
Pada
tikus dikenal beberapa gen sebagai berikut:
AY = Untuk
warna kuning
a = Untuk warna hitam
Genotip
AYAY berakibat letal, tikus mati waktu embrio. Tikus AYa
adalah kuning, sedang tikus aa adalah hitam.
Perkawinan
dua ekor tikus kuning menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 kuning : 1
hitam.
Contoh:
P ♀ AYa x ♂ AYa
Kuning Kuning
F1 AYAY = Letal
AYa
= Kuning
AYa
= Kuning
Aa = Hitam
c.
Penyakit manusia
“Huntington’s chorea”
Pada
manusia juga dikenal penyakit “Huntington’s
chorea” yang untuk pertama kali dikemukakan oleh Waters dalam tahun 1848,
kemudian oleh Lyon dalam tahun 1863. Perkataan Latin “chorea” berarti tarian,
karena pasien memperlihatkan gerakan “tarian” yang abnormal, yaitu berupa
gerakan memutar, merangkak, kejang-kejang dan seringkali membuang barang yang
dipegangnya tanpa disadari. Sistem saraf pusat menjadi buruk dan rusaknya sel-sel
otak menyebabkan depresi dan tak jarang pasien melakukan bunuh diri. Dalam
tahun 1872 George Huntington membawakan makalah mengenai penyakit ini. Sekarang
penyakit ini lebih dikenal dengan nama “Huntington’s Disease” atau disingkat HD
(penyakit Huntington).
Berdasarkan
atas pengalaman saja, Huntington tidak mengetahui bahwa penyakit ini tidak
terdapat pada kanak-kanak. Ia mengira bahwa ini merupakan penyakit orang dewasa
saja. Tetapi data statistik kini menunjukkan bahwa HD kebanyakan memang
terdapat pada orang berusia 25-55 tahun, kira-kira 2% pada usia di bawah 12
tahun dan 5% pada usia di atas 60 tahun. Tanda-tanda pertama dari HD umumnya
tampak pada usia antara 30-45 tahun. Huntington juga mengatakan bahwa HD lebih
sering terdapat pada orang laki-laki. Pendapat ini dibenarkan pula oleh laporan
Brackenridge dalam tahun 1971. Tetapi apakah benar bahwa penyakit ini
dipengaruhi oleh seks, sampai sekarang masih belum jelas. Studi pada anak
kembar satu telur yang menderita HD menunjukkan bahwa penyakit yang diderita
oleh dua anak itu tidak sama berat. Berarti bahwa parahnya penyakit ini
tergantung dari kerusakan yang terdapat pada sel-sel otak.
Ada
dua dugaan bahwa penyakit ini masuk ke Amerika Serikat dalam tahun 1630 melalui
dua kakak beradik laki-laki yang sakit HD dan berpindah tempat tinggal dari
desa kecil Bures di Inggris ke Boston, USA. Kini penyakit keturunan ini
terkenal di seluruh dunia. Menurut laporan WHO (World Health Organization)
penyakit ini paling sedikit terdapat di Jepang.
Penyakit
Huntington ini disebabkan oleh gen dominan letal H. orang bergenotip
homozigotik HH mula-mula tampak normal, tetapi umumnya mulai usia 25 tahun
memperlihatkan tanda-tanda penyakit itu. Karena ada kerusakan pada sel-sel
otak, maka fisik dan mental orang ini cepat memburuk dan berakhir dengan
kematian. Orang yang heterozigotik Hh juga sakit tetapi tidak parah, sedangkan
orang yang bergenotip homozigotik hh adalah normal.
d.
Brakhidaktili
Kecuali
orang dapat mempunyai jari lebih (polidaktili), maka ada sementara orang yang
memiliki jari-jari pendek (brakhidaktili). Ini disebabkan karena tulang-tulang
pada ujung jari-jari pendek dan tumbuh menjadi satu. Kelainan ini menurun dan
disebabkan oleh gen dominan B. Orang
berjari normal adalah homozigotik resesip bb. Orang brakhidaktili adalah
heterozigotik Bb. Keadaan homozigotik dominan (BB) akan berpengaruh letal.
Brakhidaktili
mempunyai arti tersendiri dalam sejarah ilmu keturunan ini adalah yang pertama
kali dikenal pada manusia yang diketahui ditentukan oleh gen dominan.
2.
Gen Resesip Letal
Gen
resesip letal, ialah gen resesip yang bila homozigotik akan menyebabkan matinya
individu. Beberapa contoh:
a.
Tanaman jagung (Zea mays) berdaun putih
Pada jagung (Zea mays) dikenal dengan gen-gen sebagai
berikut:
G = Membentuk klorofil (zat hijau daun)
g
= Tidak membentuk klorofil bila
homozigotik (gg), sehingga daun kecambah tidak dapat menjalankan fotosintesis
dan kecambah mati dalam beberapa hari.
persilangan
dua tanaman berdaun hijau heterozigotik semula menghasilkan keturunan 75%
tanaman berdaun hijau dan 25% tanaman berdaun putih. Tanaman yang belum
mempunyai akar sempurna itu selama kira-kira 14 hari menerima makanan dari
putih lembaga (endosperm). Sesudah itu, tanaman yang berdaun hijau di samping
menghisap makanan dengan akar, dapat pula menjalankan fotosintesis. Dengan
demikian persilangan dua tanaman monohibrid itu tidak menghasilkan keturunan
dengan perbandingan 3:1 seperti hukum Mendel, melainkan 3:0.
Contoh:
P ♀ Gg x ♂ Gg
Hijau Hijau
F1 GG = Hijau
Gg = Hijau
Gg = Hijau
gg = Putih (letal)
b.
Ichtyosis congenital
Ichtyosis congenital, yaitu suatu penyakit bawaan pada manusia, yang
letal. Bayi lahir dengan kulit tebal dan banyak luka berupa sobekan terutama di
tempat-tempat lekukan, sehingga bayi biasanya meninggal dunia di dalam
kandungan atau waktu lahir. Jadi penyakit ini bersifat letal dan timbul bila
individu homozigotik resesip ii. Alelnya dominan I menentukan bayi normal.
Perkawinan
dua orang normal tetapi heterozigotik untuk penyakit itu akan menghasilkan
keturunan normal semua, sebab perbandingannya menjadi 3:0.
Contoh:
P ♀ Ii x ♂ Ii
Normal Normal
F1 II = Normal
Ii = Normal
Ii = Normal
ii = Ichtyosis congenital
(letal)
c.
Anemia sel sabit
(Sickle cell)
Anemia
sel sabit yaitu sel darah merah penderita (manusia) berbentuk seperti sabit.
Sel darah merah ini kemampuan mengikat O2 sangat rendah. Pada
individu homozigotik resesip (ss) pertumbuhannya terhambat, jika mengalami
infeksi dan peradangan dapat mengakibatkan kerusakan darah, bahkan dapat
mengakibatkan kematian pada masa bayi atau anak-anak.
C.
Mendeteksi dan Mengeliminir Gen-gen Letal
Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan
memperlihatkan cacat, tetapi gen letal resesip tidak demikian halnya.
Berhubungan dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal
dominan pada suatu individu daripada gen resesip.
Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan
jalan mengadakan perkawinan ulang kali pada individu yang menderita cacat
akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini lebih mudah dapat dilakukan pada
hewan dan tumbuh-tumbuhan, tetapi tidak pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo.
2008. Genetika Manusia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Setyawati
Erna, dkk. 2004. Biologi Kelas 3 SMA.
Klaten: Intan Pariwara.
Suryo.
2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.